Rabu, 16 Desember 2009

Kekuatan Doa

Kekuatan
Oleh : Toha MT, Lc


Doa adalah senjata orang beriman. Doa juga merupakan salah satu sarana untuk mencegah bencana dan mendatangkan rahmat.

Allah SWT berfirman :
” Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS: Al-Baqoroh (2): 186)



Rosulullah SAW bersabda:
”Hanya Doa yang bisa menghindarkan bencana yan pasti akan menimpa” (HR: Tirmidzi dan Hakim).
Pintu Allah selalu terbuka lebar bagi hamba-hambanya sedangkan pintu manusia tertutup rapat. Seringkali seorang hamba mengetuk pintu yang tertutup dan meninggalkan pintu yang terbuka. Dia lebih memilih kerugian dari orang-orang yang merugi dan meninggalkan kekayaan Dzat Yang Maha Kaya. Sangat ironi jika ada orang yang kehausan sementara air berada di tangannya. Ironi Jika ia tersesat sedangkan petunjuk jalan lebih dekat dari urat nadinya.

Kekuatan doa sama halnya seperti tameng dan benteng yang menghadang hujaman anak panah. Doa ibarat tetesan air yang menetes terus menerus sehingga mampu mengahncurkan batu besar dan keras. Doa juga merupakan tempat berlabuhnya kebimbangan dan keputusasaan.
Oleh karena itu , Kholid Ibnu Shofwan meminta kepada kita untuk berhati-hati dengan doa orang-orang yang lemah. Beliau mengatakan sebuah kalimat yang mengandung makna sangat dalam :”Takutlah kaian akan senjata (doa) orang-orang yang lemah.” Wallahu alam bisshowab.

Senin, 14 Desember 2009

Kualitas sholat

Kualitas Sholat Solusi Problematika hidup
Oleh : Toha MT



Rahasia dan kunci dari kesuksesan dan kebahagian sebenarnya terletak pada sejauh mana kemampuan kita dalam menyerap makna dari kejadian-kejadian dalam kehidupan ini untuk kemudian menjadikannya pelajaran dan ibroh serta renungan yang bermanfaat yang selanjutnya diproses oleh hati menjadi satu keyakinan yang mantap. Selama manusia belum mampu mengambil dan menyerap makna dari kejadian-kejadian tersebut, belum memiliki kejernihan pandangan dan ketajaman hati, maka ia tidak akan menemukan jalan yang membawanya pada jalan kebahagian yang diinginkan.
Allah SWT berfirman :


“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. 8 (Al-Anfal) :29)


Ketajaman pandangan dan kejernihan nurani terkait erat dengan ketaqwaan yang dimiliki. Dengan kata lain adanya hubungan langsung antara ketaqwaan pada satu sisi dengan ketajaman batin pada sisi lain. Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya :


“Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertaqwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kami.Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. 57 9Al-Hadid):28)


Orang yang selalu menjaga kesucian jiwanya dengan tidak mengotori hatinya dengan segala bentuk penyakit hati seperti dendam, egois, dengki, keras kepala dan sebagainya akan dapat melihat hakikat satu kejadian dan peristiwa tanpa tirai penghalang. Kejernihan hati inilah kunci aspirasi dan saklar penghubung hikmah dibalik kejadian. Itulah sebabnya Rosulullah SAW pernah bersabda:”
“Hati-hatilah kamu terhadap firasat seorang mukmin, karena ia memandang dengan cahaya Allah”. (HR:Turmudzi. Al-Albani berkata bahwa hadits ini dhoif tetapi dengan banyaknya riwayat sehingga satu dengan lainnya saling menguatkan)


Kualitas ketaqwaan seseorang sesungguhnya terkait dengan kualitas sholat yang didirikannya. Sholat selain sebagai sarana komunikasi antara makhluk dengan sang khalik juga merupakan satu bentuk ibadah yang mengandung partikel-pertikel khusus untuk menseterilkan hati dan jiwa dari kotoran-kotoran dan penyakit yang dapat merusaknya. Allah SWT mengilustrasikan hal itu dalam firmann-Nya :


“..dan dirikanlah shalat.Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. 29:45)


Rosulullah SAW bersabda :
”Apa pendapat kamu jika sebuah sungai berada di depan rumah salah seorang kalian , kemudian ia mandi sebanyak lima kali setiap harinya, apakah tersisa kotoran darinya? Para sahabat menjawab:”Tentu tidak tersisa sedikitpun kotoran. Rosul bersabda:”Demikianlah perumpamaan sholat, ia berfungsi sebagai penggugur dosa dan kesalahan”(HR: Muttafaq alaih)


Demikianlah sholat merupakan sarana penggugur dosa dan kesalahan. Ketika kualitas dosa dan kesalahan seseorang amat minim, itulah jalan menuju kejernihan hati dan kebeningan jiwa. Dan ketika jiwa dan hati seseorang bersih jernih, ia ibarat cermin bening yang memantulkan seluruh benda-benda yang ada dihadapannya, sehingga peristiwa kehidupan yang terjadi menjadi modal dan jalan menuju kebahagian dan kesuksesan. Barangkali dapat kita katakan kualitas sholat seseorang menentukan kualitas kebahagiaan dan kesuksessan seseorang, disamping kualitasa sholat merupakan solusi dari problematika kehidupan. Wallahu alam bisshowab