Kamis, 07 Januari 2010

MIQDAD BIN AMR Rasulullahpun Disuruh Allah mencintainya sebagaimana Allah mencintai Miqdad

MIQDAD BIN AMR
Rasulullahpun Disuruh Allah mencintainya sebagaimana Allah mencintai Miqdad

Kecintaan Miqdad kepada islam tidak terkira besarnya..... Dan cinta, bila ia tumbuh dan membesar serta didampingi oleh hikmat maka akan menjadikan pemiliknya manusia tinggi, yang tidak merasa puas hanya dengan kecintaan belaka, tapi dengan menunaikan kewajiban dan memikul tanggung jawabnya…..

Dan Miqdad bin 'Amr dari tipe manusia seperti ini .... Kecintaannya kepada Rasulullah menyebabkan hati dan ingatannya dipenuhi rasa tanggung jawab terhadap keselamatan yang dicintainya, hingga setiap ada kehebohan di Madinah, dengan secepat kilat Miqhad telah berada di ambang pintu rumah Rasulullah menunggang kudanya, sambil menghunus pedang atau lembingnya.. !

Sedang kecintaannya kepada Islam menyebabkannya bertanggung jawab terhadap keamanannya, tidak saja dari tipudaya musuh-musuhnya, tetapi juga dari kekeliruan kawan-kawannya sendiri ....

Pada suatu ketika ia keluar bersama rombongan tentara yang sewaktu-waktu dapat dikepung oleh musuh. Komandan mengeluarkan perintah agar tidak searang pun mengembalakan hewan tunggangannya.

Tetapi salah seorang anggota pasukan tidak mengetahui larangan tersebut hingga melanggarnya dan sebagai akibatnya ia menerima hukuman yang rupanya lebih besar daripada yang seharusnya, atau mungkin tidak usah sama sekali.

Miqdad lewat di depan hukuman tersebut yang sedang menangis berteriak-teriak. Ketika ditanyainya ia mengisahkan apa yang telah terjadi. Miqdad meraih tangan orang itu, dibawanya kehadapan amir atau komandan, lalu dibicarakan dengannya keadaan bawahannya itu hingga akhirnya tersingkaplah kesalahan dan kekeliruan amir itu. Maka kata Miqdad kepadanya: "Sekarang suruhlah ia membalas keterlanjuran anda dan berilah ia kesempatan untuk melakukan qishas!"

Sang amir tunduk dan bersedia, hanya si terhukum berlapang dada dan memberinya ma'af. Penciuman Miqdad yang tajam mengenai pentingnya suasana, dan keagungan Agama yang telah memberikan kepada mereka kebesaran ini hingga seakan-akan berdendang: "biar saya mati asalkan Islam tetap jaya…!"

Memang. itulah yang menjadi cita-citanya, yaitu kejayaan Islam walau harus dibalas dengan nyawa sekalipun. Dan dengan keteguhan hati yang mena'jubkan ia berjuang bersama kawan- kawannya untuk mewujudkan cita-cita tersebut, hingga selayaknyalah ia beroleh kehormatan dari Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam. menerima ucapan berikut:

" Sungguh, Allah telah menyuruhku untuk mencintaimu, dan menyampaikan pesan-Nya padaku bahwa ia mencintaimu". Ya Allah bangkitkanlah dari antara kami dan anak cucu kami Miqdad-miqdad pahlawan, pejuang dan pembela Agama-Mu …amin….!

Tidak ada komentar: